Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).
Saudara-saudaraku, mari kita renungkan ayat ini: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat…”
Kata “At-Tawwāb” merupakan bentuk mubālaghah (hiperbolis),yakni bentuk jamak dari “tā’ib”. Jadi, makna At-Tawwāb: orang yang banyak bertobat, serta senantiasa kembali kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang banyak bertobat. Allah mencintai orang-orang yang bertobat berulang-ulang kali. Maka, wahai muslimku, jika engkau terjatuh dalam maksiat—maksiat apa pun, segeralah engkau bertobat.
Yang lebih sempurna adalah dengan engkau berwudu, lalu segera melaksanakan salat dua rakaat, lalu engkau memohon ampun dan bertobat kepada Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba melakukan dosa, lalu ia berdiri dan berwudu, kemudian melaksanakan salat dua rakaat, lalu memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya.” (HR. Abu Daud, dibacakan Syaikh secara makna).
Sebagian ulama seperti Al-Muwaffaq Ibnu Qudamah dan lainnya menyebut salat ini sebagai “Salat Tobat”. Bahkan jika seseorang berbuat dosa, lalu bertobat kepada Allah, lalu kembali terjatuh karena kelemahan dirinya, maka hendaklah ia bertobat lagi. Setiap kali dirinya kembali berbuat dosa, hendaknya ia kembali bertobat. Itu tidak menjadi masalah. Yang penting, saat bertobat, ia melakukannya dengan tulus.
Karena itu, dalam Shahih Bukhari dan Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: ‘Hamba-Ku berbuat dosa, lalu memohon ampun, maka Aku mengampuninya Kemudian ia berdosa lagi dan memohon ampun, maka Aku mengampuninya Lalu ia berdosa lagi dan memohon ampun, dan Aku mengampuninya kembali Hamba-Ku terus-menerus berbuat dosa dan memohon ampun, Aku pun terus mengampuninya.’”
Menurut para ulama, hadis ini berlaku bagi orang yang berbuat dosa lalu bertobat dengan tulus, tetapi kemudian dirinya kembali lemah dan jatuh ke dalam dosa, lalu bertobat lagi dengan tulus, namun dirinya kembali lemah dan mengulanginya lagi. Maka sungguh Allah Ta’ala tetap menerima tobatnya, dan Allah Ta’ala mencintai orang-orang yang banyak bertobat.
====
يَقُولُ رَبُّنَا سُبْحَانَهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
لِنَتَأَمَّلَ أَيُّهَا الإِخْوَةُ هَذِهِ الْآيَةَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ
وَالتَّوَّابُ صِيغَةُ مُبَالَغَةٍ جَمْعُ تَائِبٍ وَمَعْنَى ذَلِكَ أَنَّ التَّوَّابَ هُوَ كَثِيرُ التَّوْبَةِ وَكَثِيرُ الرُّجُوعِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
فَاللَّهُ تَعَالَى يُحِبُّ مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يُكْثِرَ مِنَ التَّوْبَةِ وَيُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ فَيَنْبَغِي لَكَ أَخِي الْمُسْلِمُ إِذَا وَقَعْتَ فِي مَعْصِيَةٍ فِي أَيَّةِ مَعْصِيَةٍ أَنْ تُبَادِرَ إِلَى التَّوْبَةِ
وَالْأَكْمَلُ أَنَّكَ تَقُومُ وَتَتَوَضَّأُ وَتُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ تَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَتَتُوبُ إِلَيهِ
يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ وَيَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
وَيُسَمِّي بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ كَالْمُوَفَّقِ ابْنِ قُدَامَةَ وَغَيْرِهِ يُسَمُّونَ هَذِهِ الصَّلَاةَ صَلَاةَ التَّوْبَةِ حَتَّى لَوْ أَنَّ الْإِنْسَانَ فَعَلَ الذَّنْبَ ثُمَّ تَابَ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ ضَعُفَتْ نَفْسُهُ مَرَّةً أُخْرَى فَيَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَعُودَ لِلتَّوْبَةِ وَكُلَّمَا عَادَتْ نَفْسُهُ لِلذَّنْبِ يَعُودُ لِلتَّوْبَةِ فَإِنَّ هَذَا لَا يَضُرُّ الْمُهِمُّ أَنَّهُ عِنْدَ التَّوْبَةِ يَكُونُ صَادِقًا
وَلِهَذَا جَاءَ فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا ثُمَّ اسْتَغْفَرَ فَغَفَرْتُ لَهُ ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَاسْتَغْفَرَ فَغَفَرْتُ لَهُ ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَاسْتَغْفَرَ فَغَفَرْتُ لَهُ وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيَسْتَغْفِرُ فَأَغْفِرُ لَهُ
وَهَذَا مَحْمُولٌ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى مَنْ يُذْنِبُ الذَّنْبَ وَيَتُوبُ تَوْبَةً صَادِقَةً ثُمَّ تَضْعُفُ نَفْسُهُ وَيَعُودُ لِلذَّنْبِ ثُمَّ يَتُوبُ تَوْبَةً صَادِقَةً ثُمَّ تَضْعُفُ نَفْسُهُ وَيَعُودُ لِلذَّنْبِ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَتُوبُ عَلَيْهِ وَاللَّهُ تَعَالَى يُحِبُّ التَّوَّابِينَ